Renungan Pagi – 16 Mei 2025

Hati-Hati Bergaul

Oleh : Pdt. Dr. Ir. Wignyo Tanto, M.M, M.Th.

Ayat Renungan: 1 Korintus 15:33

“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”

Sebenarnya, proses belajar itu terjadi secara terus-menerus sejak kita lahir. Saat masih kecil, tanpa sadar kita belajar melalui orangtua. Namun, ketika beranjak dewasa, pergaulan menjadi penentu utama. Kita harus berhati-hati dalam memilih teman karena dalam jangka panjang pergaulan yang buruk dapat merusak karakter baik yang telah dibentuk sejak kecil. Firman Tuhan dalam 1 Korintus 15:33 mengingatkan bahwa, “Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik.” Banyak anak muda terjerumus dalam dosa, seperti seks bebas, narkoba, atau kecanduan game karena pengaruh dari pergaulan dan teman-teman yang salah.

Manusia belajar dengan meniru apa yang dilihat dan didengarnya. Oleh karena itu, pergaulan yang baik akan membentuk karakter yang baik, sedangkan pergaulan yang buruk merusak karakter yang baik. Kita diajak untuk bergabung dengan komunitas yang positif, seperti gereja, agar pembicaraan dan perilaku kita menjadi berkat. Untuk anak-anak, penting dibiasakan dengan konten edukatif, seperti lagu rohani atau cerita Alkitab agar anak-anak tumbuh dalam kebenaran. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang baik akan berbeda dengan yang baru mengenal kebenaran saat dewasa.

Meski terkadang kita tidak bisa menghindari lingkungan yang buruk, seperti di tempat kerja, kita harus tetap berpegang pada prinsip kebenaran. Jangan larut dalam pergaulan yang merusak, melainkan jadilah garam dan terang bagi mereka. Banyak orang mengira dirinya kuat, tetapi pengaruh buruk bisa merusak kebiasaan atau karakter yang baik secara perlahan tanpa disadari, seperti kebiasaan berbohong yang awalnya dianggap sepele. Kita harus berani selektif memilih teman dan komunitas meskipun itu berarti kehilangan popularitas atau hubungan tertentu.

Pertumbuhan iman dan karakter adalah proses panjang yang dipengaruhi oleh pergaulan dan keputusan kita. Oleh sebab itu, kita harus mengevaluasi diri kita masing-masing, dengan siapa kita bergaul dan ajaran apa yang kita terima selama ini. Kita juga harus berani membayar harga untuk mempertahankan integritas sekalipun harus kehilangan teman atau kesenangan duniawi. Sebab, apa artinya kita memperoleh segalanya jika karakter dan jiwa kita hancur? Lebih baik rugi secara materi daripada karakter rusak. Mari selektif dalam memilih pergaulan.

“Hiduplah dalam kebenaran setiap saat, apa pun risikonya.”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *