Tidak Menghargai Miliknya
Oleh : Pdt. Dr. Ir. Wignyo Tanto, M.M, M.Th.
Ayat Renungan: 1 Tesalonika 5:18
“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
Banyak orang sering menganggap enteng hal-hal berharga dalam hidupnya, seperti kesehatan, keluarga, waktu, sahabat, pekerjaan, atau pelayanan di gereja. Mereka baru menyadari betapa berharganya hal-hal tersebut ketika semuanya itu sudah hilang. Ini adalah kecenderungan manusia berdosa yang cepat kehilangan rasa syukur. Awalnya mungkin bersyukur, tetapi seiring waktu semua dianggap biasa saja hingga akhirnya ia menyesal ketika kehilangan semuanya itu.
Contoh sederhana adalah bagaimana kita sering menganggap napas atau udara segar yang kita hirup sebagai hal biasa dan kemudian baru menyadari nilainya saat hidung tersumbat karena flu. Begitu pula dengan kehadiran orangtua yang sering kita abaikan dan baru dirindukan setelah mereka tiada. Manusia cenderung tidak menghargai apa yang dimilikinya sampai pada waktu ia kehilangan miliknya, baik itu waktu, kesehatan, atau kasih sayang orang-orang terdekat. Rasul Paulus mengingatkan kita untuk mengucap syukur dalam segala hal (1 Tes. 5:18) karena rasa syukur membuat kita lebih sadar dan rendah hati.
Kisah anak bungsu dalam Lukas 15:11—32 juga menggambarkan hal ini. Saat memiliki segalanya, ia tidak menghargainya. Namun, ketika ia telah kehilangan segala miliknya, barulah ia menyadari betapa berharganya apa yang pernah ia miliki. Kita harus belajar menghargai sebelum kehilangan. Jangan menunggu sakit dulu baru menghargai kesehatan atau menunggu perpisahan baru memahami arti kebersamaan. Rasa syukur membuka mata hati kita untuk melihat bahwa hidup ini selalu penuh dengan anugerah Tuhan setiap saat.
Oleh karena itu, mari kita belajar bersyukur atas segala hal yang kita miliki saat ini, baik itu kesempatan melayani di gereja, memiliki keluarga, sahabat, atau bahkan hal-hal yang tampak kecil dalam keseharian kita. Jangan sampai kita menyesal karena baru menyadari nilainya setelah semuanya itu hilang. Orang yang tidak bisa bersyukur akan selalu merasa kurang dan tidak pernah puas, bahkan bisa menjadi seperti Esau yang menganggap enteng atau tidak menghargai hak kesulungannya sehingga kemudian ia menjual hak kesulungannya demi sepiring makanan (Ibr. 12:16). Mulai hari ini, hargailah dan syukurilah segala berkat dan anugerah Tuhan dalam hidup kita setiap saat. Mengucap syukurlah dalam segala hal sebab itulah yang dikehendaki Tuhan atas setiap kita.
“Tunjukkan rasa syukur dan terima kasih kita kepada Tuhan dengan perbuatan nyata setiap saat.”