Jiwaku Tenang
Oleh : Pdt. Dr. Ir. Wignyo Tanto, M.M, M.Th.
Ayat Renungan: Mazmur 62:1
“Untuk pemimpin biduan. Menurut: Yedutun. Mazmur Daud. (62-2) Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.”
Kita tahu bahwa jiwa itu merupakan kesadaran yang kita miliki. Pikiran, perasaan, dan kehendak kita itu ada di dalam jiwa. Jadi, roh kita ini diberikan oleh Tuhan dan jiwa adalah kesadaran kita. Sering kali, jiwa kita ini bergejolak seiring dengan berubahnya lingkungan. Keadaan yang kita alami, seperti ketika kita difitnah orang, hati kita menjadi panas dan jiwa kita membara.
Harus kita sadari bahwa kekayaan tidak dapat membawa ketenangan bagi jiwa. Pemazmur mencatat bahwa hanya dekat Allah saja jiwanya menjadi tenang, dari Allah saja keselamatannya (Mzm. 62:1). Pemazmur ini bukan orang gagal ataupun orang miskin, bahkan kalau pemazmur ini adalah Raja Daud, ia tidak hanya hidup dalam kecukupan, melainkan hidup dalam kelimpahan sebab Raja Daud itu sangat kaya. Orang sekaya Raja Daud saja tahu bahwa ketenangan jiwa itu berasal dari Tuhan, ketenangan jiwa itu kalau kita dekat Tuhan.
Kita harus memeriksa diri kita, apakah kita sudah sungguh-sungguh dekat Tuhan atau belum. Sebab, jika belum, tidak mungkin jiwa kita menjadi tenang. Dekat dengan Tuhan itu artinya mengerti kehendak Tuhan dan melakukannya setiap saat, serta berkomunikasi dengan Tuhan setiap saat. Orang yang dekat Tuhan itu pasti jiwanya tenang dalam segala keadaan.
Kalau kita dekat Tuhan, perlindungan dan pemeliharaan Tuhan menjadi nyata dalam hidup kita. Meskipun kita masih menghadapi banyak masalah, itu pun pemeliharaan Tuhan. Sebab, Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Dia (Rm. 8:28). Mengasihi Dia itu artinya dekat dengan Tuhan. Jadi, jiwa kita hanya akan menjadi tenang kalau kita mau ada di dalam Tuhan dan pemeliharaan serta perlindungan-Nya. Apa pun keadaan kita, sedang sakit atau sedang dalam masalah, kalau kita ada di dalam Tuhan, kita pasti tenang.
Mazmur 55:22 menasihatkan kita untuk menyerahkan kekhawatiran kita kepada Tuhan, maka Tuhan akan memelihara kita (Mzm. 55:22). Tidak banyak orang yang menyerahkan kekhawatirannya kepada Tuhan. Banyak orang berusaha dengan kekuatannya sendiri, padahal kekuatan manusia itu terbatas. Kalau kita sudah melakukan bagian kita, kita sudah berusaha, berapa pun hasilnya, kita berserah saja kepada Tuhan dan kita syukuri.
Sebenarnya, ketidaktenangan jiwa itu menunjukkan bahwa seseorang kurang percaya kepada Tuhan. Mungkin ia mengaku percaya, tetapi sebenarnya ia kurang percaya. Sebab, kalau kita percaya penuh kepada Tuhan, apa pun keadaan yang kita alami, kita tahu dan percaya bahwa Tuhan pasti menolong dan memelihara kita. Kita juga pasti akan mengerti bahwa sesungguhnya Tuhan menaruh hikmat di dalam masalah yang sedang kita hadapi. Tuhan sedang mendidik kita agar semakin hari kita semakin dewasa di dalam Tuhan, semakin mengenal Tuhan dan kehendak-Nya untuk kita lakukan, supaya iman kita semakin kuat dan kokoh. Jadi, tetaplah tenang sebab kekhawatiran kita itu tidak memberikan solusi sama sekali dan tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Tuhan. Mari kita belajar lagi. Mari belajar berdoa lebih sungguh lagi dan belajar berserah diri kepada Tuhan.
“Sesungguhnya, hanya dekat Tuhan saja jiwa kita menjadi tenang.”