Kasih tanpa Batas
Oleh : Pdt. Dr. Ir. Wignyo Tanto, M.M, M.Th.
Ayat Renungan: Yohanes 3:16
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Jika kita merenungkan mengapa Tuhan Yesus turun dari surga dan meskipun Ia tidak bersalah, Ia menggantikan tempat kita dengan menjadikan diri-Nya terkutuk di kayu salib atas dosa-dosa kita, kita hanya teringat satu kata, yaitu kasih. Dijelaskan dalam Yohanes 3:16 bahwa, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Bukti kasih Allah kepada manusia dibuktikan dengan mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal. Bukti cinta Tuhan Yesus kepada kita adalah melakukan kehendak Bapa di surga, bahkan rela mati di kayu salib. Bukti bahwa Bapa dan Tuhan Yesus mengasihi kita adalah dengan mengutus Roh Kudus untuk menemani kita saat ini dan memimpin kita untuk mengerti seluruh kebenaran dengan utuh. Semua ini sudah Tuhan Yesus lakukan, bahkan sampai mengosongkan diri-Nya—yang tadinya adalah Tuhan, tetapi Ia mengambil rupa seorang hamba; yang tadinya bukan manusia, tetapi Ia menjadi sama seperti kita. Semua ini dilakukan karena kasih-Nya kepada kita. Sejatinya, jika kita mengerti tentang kasih ini, hidup kita pun seharusnya tentang kasih. It’s all about love.
Orang yang tidak mengerti kasih dan tidak hidup dalam kasih, maka hidupnya adalah kesia-siaan. Mereka tidak mengerti tujuan hidup ini. Mereka akan hidup seperti manusia pada umumnya yang berpikir bahwa hidup ini hanya untuk mencari uang, menjadi kaya dengan segala cara, bahkan dengan menghalalkan cara-cara yang curang. Semua itu bukan untuk Tuhan, melainkan untuk diri sendiri, sebab seluruh harta dan kekayaannya digunakan untuk kekuasaan, harga diri, kesombongan, dan kemuliaan diri sendiri. Mereka lupa diri, merasa lebih baik dari sesamanya. Itulah ciri orang yang tidak memiliki kasih. Orang yang egois tidak mungkin mengasihi Tuhan sebab kasih yang sejati adalah pengorbanan, bukan mencari keuntungan sendiri.
Firman Tuhan dalam Yohanes 15:13 mengatakan bahwa, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Bayangkan, adakah cinta yang lebih besar daripada mengorbankan nyawa untuk sahabat? Sampai-sampai kita disebut sahabat-Nya, padahal kita belum pantas. Tuhan Yesus mengasihi semua orang tanpa pilih kasih, baik orang berdosa, orang-orang yang memusuhi-Nya, bahkan mereka yang menyalibkan-Nya. Ia berdoa, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Kita diajar untuk mengasihi sesama, bahkan orang yang sulit dikasihi. Akan tetapi, banyak orang hanya pandai berteori tanpa bukti. Sesungguhnya, cinta sejati harus dibuktikan dengan tindakan nyata.
Hidup hanya sekali. Apa untungnya jika seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Itu kerugian besar. Masalahnya, banyak orang “rabun jauh”, hanya memikirkan kesenangan sesaat dan tidak memedulikan kekekalan. Mereka hidup untuk diri sendiri, tidak peduli, bahkan membenci sesamanya.
Bertobatlah! Waktu kita tidak lama. Setiap hari kita mendengar kabar kematian. Jika kita masih sibuk mengejar dunia tanpa mempersiapkan diri untuk kekekalan, celakalah kita. Hari ini, biarlah firman Tuhan menegur dan mengingatkan kita. Jangan keraskan hati! Jika kita mengasihi Tuhan, buktikan dengan mengasihi semua orang tanpa syarat. Roh Kudus akan memimpin kita jika hati kita lembut. Mari kita belajar melakukan firman Tuhan setiap saat.
“Selagi masih ada waktu dan kesempatan, bertobatlah dan hiduplah dalam kasih.”