Pemeliharaan Tuhan
Oleh: Pdt. Dr. Ir. Wignyo Tanto, M.M, M.Th.
Ayat Renungan: Matius 6:26
“Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?”
Dalam hidup ini, mestinya kita merasakan pemeliharaan Tuhan. Masalahnya, banyak orang tidak percaya kalau tidak melihat. Padahal, firman Tuhan dalam Matius 6:25—34 menggambarkan pemeliharaan Tuhan yang nyata atas seluruh ciptaan, terutama manusia. Burung di langit, bunga di padang, dan rumput di ladang saja Tuhan pelihara, apalagi kita, manusia. Tuhan pasti akan memelihara kita lebih dari semuanya itu.
Merasa khawatir dalam menghadapi hidup ini memang wajar, tetapi kalau kita ingat pemeliharaan Tuhan, maka sebenarnya kita itu tidak perlu khawatir, sebab khawatir itu memang tidak ada gunanya. Justru kekhawatiran itu malah merugikan diri sendiri. Kita bisa stres, bahkan sakit. Lagi pula, kekhawatiran itu tidak menambah apa-apa juga dalam hidup kita, tidak membuat hidup kita jadi lebih baik juga. Khawatir karena memikirkan dan merencanakan pekerjaan, keuangan, rumah tangga, dan masa depan itu memang wajar sebab manusia harus memikirkan dan merencanakan masa depannya dengan baik. Tentu saja harus dalam kehendak Tuhan. Yang menjadi masalah adalah ketika kita khawatir secara berlebihan untuk hal-hal yang tidak perlu dikhawatirkan.
Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk tidak hidup dalam kekhawatiran sebab Tuhan senantiasa menyertai dan memelihara kita setiap saat. Pemeliharaan Tuhan itu nyata. Kalau Tuhan mendidik, melindungi, dan mengizinkan kita melewati lembah kekelaman, mengalami kesakitan, kesulitan ekonomi, fitnah, pengkhianatan, dan kegagalan, itu pun pemeliharaan Tuhan untuk mendewasakan kita. Banyak orang salah mengerti tentang pemeliharaan Tuhan. Mereka berpikir bahwa pemeliharaan Tuhan itu membuat mereka sehat, kaya raya, sukses, hidup mudah dan nyaman. Pemeliharaan Tuhan bukan begitu. Pemeliharaan Tuhan itu justru melindungi kita dari kebinasaan. Jadi, kalau kita harus melewati lembah kekelaman itu sebenarnya tidak masalah, asal kita belajar untuk tidak takut dalam lembah kekelaman sebab Tuhan tetap setia menyertai kita; gada-Nya dan tongkat-Nya, itulah yang menghibur kita (Mzm. 23:4).
Oleh sebab itu, kita tidak perlu khawatir sebab Sang Gembala Agung senantiasa menyertai dan melindungi kita setiap saat. Bapa di surga juga tahu apa yang kita butuhkan. Yang terpenting ialah kita mau bertobat dan belajar menjadi anak-anak Allah sehingga nanti ketika kita menutup mata, kita diperkenan oleh Tuhan.
“Tuhan memelihara kita supaya kita selamat.”