Renungan Pagi – 14 April 2025

2 Petani

Oleh : Pdt. Dr. Ir. Wignyo Tanto, M.M, M.Th.

Ayat Renungan: Yakobus 1:22

“Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.”

Kebenaran itu ibarat dua orang petani. Petani pertama menghabiskan waktu bertahun-tahun mempelajari teori pertanian di universitas terkenal. Ia ahli dalam berbagai macam teori dan mengerti jenis tanah yang baik, kadar air, teknik irigasi, jenis pupuk, dan teknik canggih lainnya untuk menghasilkan tanaman yang subur, produktif, dan tahan hama. Namun, ia hanya membaca buku, mengikuti seminar, menjadi konsultan, dan mengajar di universitas tanpa pernah turun langsung ke sawah. Pengetahuannya hanya teori belaka. Petani kedua tidak belajar teori pertanian secara formal, tetapi sejak kecil ia langsung terjun ke sawah, membantu orangtuanya. Setiap hari, ia menggemburkan tanah dengan tangan, menabur benih dengan sabar, menyiraminya, merawat tanaman, membersihkan sawah dari rumput liar, dan menunggu dengan tekun hingga masa panen tiba. Ia hidup bersama tanah dan memahami seluruh proses untuk menghasilkan panen.

Ilustrasi tentang dua petani tersebut menggambarkan kehidupan kita sebagai murid Tuhan Yesus. Menjadi pendengar firman Tuhan saja tidak cukup. Kita harus menjadi pelaku firman Tuhan. Jadi, bukan sekadar teori. Teori itu perlu, tetapi jika tidak dipraktikkan itu sama dengan tidak taat dan tidak mengerjakan. Firman Tuhan dalam Yakobus 1:22 menegaskan bahwa mendengar firman saja tidak cukup sebab itu sama seperti petani pertama yang hanya pandai berteori, tetapi tidak pernah mempraktikkannya. Kita harus seperti petani kedua yang tidak hanya mendengar firman, tetapi juga melakukannya.

Yang ideal adalah menguasai firman Tuhan dengan benar dan senantiasa melakukannya setiap saat. Sebagaimana petani modern mengerti teknologi sekaligus turun ke lapangan untuk mempraktikkannya, demikian juga kita harus mengerti kebenaran dengan tepat lalu mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam Lukas 8:11—15, Tuhan Yesus menjelaskan perumpamaan tentang seorang penabur benih. Tuhan Yesus menjelaskan bahwa benih itu adalah firman Allah, sedangkan benih yang berbuah itu adalah orang yang mendengar firman Tuhan, menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan. Seseorang harus senantiasa melakukan firman Tuhan dengan ketekunan setiap saat sehingga ia berbuah. Jadi, keselamatan bukan hanya tentang percaya di awal saja, tetapi yang terutama tentang bertekun dan setia sampai akhir.

Jangan sampai kita menjadi seperti orang Farisi yang pandai berteologi, pandai berbicara tentang Tuhan, tetapi sikap hatinya jahat, suka menghakimi, suka menghukum, suka berkata kasar, dan lain-lain. Tuhan itu mencari buah, bukan hanya pengakuan mulut. Firman Tuhan dalam Yohanes 15:5 mengatakan bahwa orang yang tinggal di dalam Tuhan Yesus dan Tuhan Yesus tinggal di dalam orang itu, ia berbuah banyak. Orang yang hanya mendengarkan firman Tuhan, tetapi tidak melakukannya itu tidak benar-benar tinggal di dalam Kristus.

Mari kita introspeksi, apakah selama ini kita sudah melakukan firman Tuhan atau hanya berteori? Sudahkah kita menjadi pelaku firman Tuhan? Jangan sampai kita hanya pandai berteori tanpa pernah mempraktikkannya. Kita harus senantiasa belajar firman Tuhan sehingga kita menjadi cerdas, mengerti kehendak Tuhan, dan yang terutama ialah melakukan kehendak Tuhan setiap saat sehingga hidup kita berbuah. Sebab, yang berbuah ialah yang senantiasa melakukan firman Tuhan setiap saat dan bertekun sampai akhir. Mari kita menjadi pelaku firman Tuhan yang hidup dalam kebenaran dan berbuah bagi Tuhan.

“Yang berbahagia ialah mereka yang melakukan firman Tuhan dan berbuah di dalam Tuhan.”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *