Dipeluk Saat Terluka
Oleh : Pdt. Dr. Ir. Wignyo Tanto, M.M, M.Th.
Ayat Renungan: Mazmur 34:18
“(34-19) TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya,”
Di tengah-tengah keramaian dunia ini, ada banyak orang yang merasa kesepian, terluka dan hancur hati, serta kecewa dengan keadaannya. Ada orang yang melakukan banyak kesalahan di masa lalu sehingga ia mengalami banyak penderitaan hari ini. Dunia ini tidak baik-baik saja sejak dulu sebab dosa sudah menjalar ke seluruh dunia dan Iblis atau si jahat itu sedang berkeliling, mengaum-aum seperti singa (1 Ptr. 5:8). Itulah sebabnya, orang yang sedang mengalami kesedihan atau luka batin itu rentan untuk dipengaruhi si jahat, seperti menyakiti diri sendiri, menyerang atau melukai sesamanya, melampiaskan ketidakpuasannya akan hidup ini kepada orang banyak, dan lain-lain. Orang-orang seperti ini sebenarnya kasihan sebab ia merasa kesepian di tengah keramaian
dunia ini dan sebenarnya di situlah peran firman Tuhan, di situlah manusia membutuhkan pertolongan Tuhan.
Tuhan itu luar biasa. Ia tidak hanya tahu dan menyaksikan penderitaan kita dari surga, tetapi Ia senantiasa dekat dengan kita, senantiasa menyertai kita. Di dalam dunia yang cepat untuk menghakimi dan lambat untuk memahami ini, Tuhan datang bukan untuk mencela atau untuk mengkritik atau untuk menghukum kita, tetapi Tuhan datang untuk memeluk kita supaya kita sembuh dari luka batin kita dan merasakan cintanya Tuhan. Dari situlah kita dididik Tuhan.
Kita semua harus mengerti bahwa Tuhan sangat mengasihi kita. Tuhan sangat dekat dengan kita, bahkan Tuhan tidak menunggu kita sempurna untuk mengasihi kita. Ketika kita masih berdosa, Ia sudah mengasihi kita. Ia justru hadir di kala kita rapuh, lemah, sedih, terluka, dan hancur hati. Dunia ini memang akan berakhir hancur dan tidak bisa kita harapkan. Oleh sebab itu, jangan kita berharap pada dunia ini. Kita harus mengerti bahwa Tuhan sedang mempersiapkan diri kita untuk kekekalan, bukan untuk bahagia di bumi ini. Kebahagiaan kita di bumi ini hanyalah ketika kita memiliki pengharapan di dalam Tuhan. Kita memiliki Tuhan Yesus, kita memiliki Roh Kudus, kita memiliki Bapa di surga. Sungguh, sebuah harapan yang membahagiakan.
Dunia ini tidak baik-baik saja. Ada banyak orang yang sedang sedih, rapuh, lemah, terluka, dan hancur hati. Jadi, ketika kita melihat orang yang berbuat salah atau sedang mengalami perasaan-perasaan seperti itu, jangan kita langsung menghakimi atau menghukum orang itu, tetapi kita harus memeluknya, mendengarkannya, menasihatinya, dan mengajak dia bertobat dari perbuatannya. KIta harus mengasihi mereka sebagaimana Tuhan juga mengasihi mereka.
Di saat kita merasa bahwa hidup ini tidak adil, penuh penderitaan, kita merasa patah hati, gagal, dikhianati, tidak dihargai, sedih, terluka, dan hancur hati, di saat itulah juga mestinya kita merasakan Tuhan dekat dengan kita. Sebab, sesungguhnya Tuhan itu dekat dengan orang-orang yang patah hati (Mzm. 34:18). Di saat-saat seperti itulah mestinya kita mencari Tuhan dan mendekat kepada-Nya.
Sesungguhnya, setiap kita harus belajar menjadi murid Tuhan Yesus yang benar, yang memeluk dan mengasihi orang yang patah hati, yang mengampuni dan mengasihi orang berdosa sebagaimana Tuhan sendiri telah mengampuni dan mengasihi kita. Kita harus memeluk dan menghibur mereka, serta mengajak mereka bertobat, sehingga mereka bisa merasakan cintanya Tuhan. Kita tidak berhak untuk menghakimi atau menghukum orang lain sebab hak penghakiman itu hanya ada pada Tuhan, bukan pada kita. Belajarlah mengampuni, belajarlah memahami bahwa ada banyak orang yang belum mengerti kebenaran. Milikilah hati seperti Tuhan Yesus yang penuh kasih, lemah lembut, dan suka mengampuni.
“Milikilah hati seperti Tuhan Yesus yang penuh kasih, lemah lembut, dan suka mengampuni.”