Renungan Pagi – 21 April 2025

Dalam Kasih

Oleh : Pdt. Dr. Ir. Wignyo Tanto, M.M, M.Th.

Ayat Renungan: 1 Yohanes 4:7

“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.”

Dari dahulu sampai sekarang, dan mungkin sampai nanti, dunia ini penuh dengan kebencian antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Kebencian itu muncul karena berbagai alasan dan terkadang kebencian itu semakin besar seiring berjalannya waktu. Penyebabnya tidak hanya dari satu pihak, melainkan dari kedua belah pihak yang salah dalam merespons, terlibat dalam konflik kepentingan, salah paham, atau karena karakter yang buruk. Padahal, mengasihi adalah hukum yang paling utama, tetapi manusia justru memilih untuk membenci. Ini sungguh menyedihkan.

Firman Tuhan dalam 1 Yohanes 4:7—8 mengingatkan kita bahwa kasih itu berasal dari Allah. Setiap orang yang mengasihi lahir dari Allah dan mengenal Allah. Sebaliknya, jika seseorang tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, karena Allah adalah kasih. Manusia sering kali pandai berdalih dengan berbagai alasan yang terkadang masuk akal, tetapi perintah Tuhan jelas dan tegas mengatakan bahwa kita harus saling mengasihi, bahkan ketika pihak lain menyakiti kita. Sayangnya, manusia cenderung hanya mengasihi mereka yang baik kepadanya, tetapi membenci mereka yang tidak baik kepadanya. Dunia ini penuh kebencian, pertikaian, dan permusuhan. Jangan sampai kita ikut terjerumus dalam pola hidup seperti ini.

Orang dunia itu mudah tersinggung, cepat marah, penuh kebencian, dan sulit memaafkan. Sebagai pengikut Kristus, kita tidak boleh seperti itu. Apa gunanya kita memuji Tuhan jika kita tidak berubah? Apalah gunanya jika kita rajin ke gereja, tetapi tetap hidup dalam kebencian? Justru kita akan menjadi batu sandungan bagi orang lain.

Hukum kasih adalah hukum yang terutama dan yang terpenting sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk membenci, apalagi hidup dalam kebencian. Jika kita hidup dalam kasih, kita adalah milik Kristus, dan jika kita hidup dalam kebencian, kita bukan milik-Nya. Yohanes 13:35 menegaskan bahwa orang akan mengenal kita sebagai murid Kristus jika kita saling mengasihi.

Bagaimana mengalahkan orang yang membenci kita? Jawabannya adalah dengan kasih. Roma 12:20-21 mengajarkan bahwa jika musuh atau seteru kita lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah ia minum. Dengan berbuat baik, kita menumpukkan bara api di atas kepalanya. Artinya, kita mengalahkan kejahatan dengan kebaikan.

Sayangnya, ada banyak orang yang sebenarnya mengerti firman Tuhan, tetapi tidak melakukannya, dan itu adalah kemunafikan. Kita harus hidup dalam kasih karena kasih membawa damai sejahtera, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Hidup dalam kasih membuat kita tenang dan damai, sementara hidup dalam ambisi dan keinginan pribadi hanya akan menimbulkan kegelisahan. Kolose 3:14—15 menekankan pentingnya mengenakan kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan, dan hendaknya damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita. Jangan sampai kita menciptakan kekacauan hanya karena keinginan kita tidak terpenuhi. Sebaliknya, kita harus mengasihi semua orang agar tercipta damai sejahtera dan Tuhan dimuliakan.

“Berbahagialah orang yang senantiasa hidup dalam kasih sebab mereka benar-benar adalah murid Tuhan Yesus.”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *