Menulis Cerita
Oleh : Pdt. Dr. Ir. Wignyo Tanto, M.M, M.Th.
Ayat Renungan: Yeremia 29:11
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
Sebenarnya, hidup kita ini seperti sebuah cerita yang sedang ditulis dan seperti buku yang terbuka yang sedang dibaca oleh banyak orang. Kita menulis cerita hidup kita bersama Tuhan yang mengarahkan kita. Ketaatan kita dalam mengikuti arahan-Nya menentukan kualitas cerita hidup kita. Jangan sampai kita menulis cerita yang buruk atau jahat, melainkan cerita yang baik dan benar. Semua tergantung pada bagaimana kita menulisnya karena Tuhan selalu memimpin dan memberikan ajaran serta hikmat-Nya kepada kita meskipun pena tetap berada di tangan kita.
Pekerjaan baik yang Tuhan mulai dalam hidup kita akan Ia teruskan sampai akhir, seperti yang tertulis dalam Filipi 1:6. Apa pun kesalahan atau kegagalan kita di masa lalu, jangan biarkan semua itu mengintimidasi kita. Masih ada lembaran-lembaran kosong yang bisa kita isi dengan pertobatan dan ketaatan penuh kepada Tuhan. Rencana Tuhan adalah agar kita menjadi anak-anak Allah yang hidup melakukan kehendak-Nya setiap saat.
Kita tidak boleh menjadi penonton pasif dalam hidup ini. Tuhan tidak menginginkan kita hanya diam, apalagi jika kita memiliki tanggung jawab. Pasif dalam menjalani peran justru membuat kita tidak setia di mata Tuhan. Rancangan Tuhan selalu baik (Yer. 29:11), tetapi kitalah yang harus memilih untuk setia mengikut Tuhan dan arahan-Nya.
Setiap hari, kita menulis cerita hidup kita melalui keputusan dan tindakan kita. Jika di masa lalu ada kegelapan, jangan biarkan itu terulang. Perbaharui pikiran dan hidup kita sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Jangan terlena oleh daya tarik dunia ini. Orang yang tidak berpengalaman dan merasa tahu sering terjebak, bahkan jatuh dalam dosa, seperti orang muda dalam kitab Amsal yang mudah terpikat. Oleh sebab itu, dengarkanlah hikmat Tuhan agar kita tidak jatuh dalam dosa dan menyesal di kemudian hari.
Mari kita menulis cerita hidup kita bersama Tuhan dan mengisi lembar hidup kita dengan hikmat, kebenaran, kasih, ketaatan, dan hikmat Tuhan, agar kelak kita dapat bertemu di Firdaus dan surga-Nya yang kekal.
“Mari belajar menulis cerita hidup kita dengan tulus dan berserah pada pimpinan Tuhan.”