Kebenaran yang Memerdekakan
Oleh : Pdt. Dr. Ir. Wignyo Tanto, M.M, M.Th.
Ayat Renungan: Yohanes 8:32
“dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
Hari ini, zaman perbudakan fisik mungkin sudah lewat. Akan tetapi, ada bentuk perbudakan lain yang masih berlangsung hingga sekarang, yaitu perbudakan dosa. Orang yang tidak menerima penebusan di dalam Tuhan Yesus masih berada dalam perbudakan dosa dan ia adalah budak dosa. Itulah sebabnya, kita ditebus oleh Tuhan Yesus supaya kita keluar dari perbudakan dosa dan menjadi milik-Nya. Masalahnya, banyak orang yang sudah ditebus dan mengaku percaya, tetapi pikiran dan karakternya belum sepenuhnya merdeka dari ikatan dosa.
Dalam Yohanes 8:32, Tuhan Yesus berkata, “dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Kemerdekaan yang dimaksud Tuhan Yesus di sini bukanlah kemerdekaan dari perbudakan fisik, melainkan kemerdekaan dari perbudakan dosa dan ikatan-ikatan duniawi, terutama Mamon dan diri sendiri yang sering dijadikan berhala. Banyak orang menghalalkan segala cara untuk mengejar kekayaan, bahkan dengan mengorbankan orang lain dan pekerjaan Tuhan. Inilah bukti bahwa mereka masih menjadi budak dosa yang hidup dalam perbudakan dosa. Kebenaran sangatlah penting agar kita dapat membedakan yang benar dan yang salah, agar kita terbebas dari cara hidup yang salah.
Di zaman yang semakin relatif ini, banyak orang menciptakan kebenarannya sendiri, sehingga kita harus tetap berpegang pada kebenaran sejati yang memerdekakan. Firman Tuhan dalam Efesus 6:14 menegaskan bahwa kita harus berdiri tegap, berikatpinggangkan kebenaran, dan berbajuzirahkan keadilan. Ayat ini memperlihatkan dua hal yang sangat penting, yaitu kebenaran dan keadilan. Kebenaran akan membebaskan kita dari cara hidup yang salah, sementara keadilan menegaskan bahwa kita harus berlaku adil kepada sesama. Apa gunanya belajar kebenaran, tetapi tidak adil dalam bertindak? Misalnya, boros untuk diri sendiri, tetapi pelit untuk pekerjaan Tuhan, atau tidak menolong sesama, padahal ia mampu. Ini adalah ciri-ciri orang yang tidak hidup dalam kebenaran dan orang seperti ini akan menuai akibat dari perbuatannya.
Firman Tuhan dalam Amsal 12:22 mengatakan bahwa, “Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya.” Hidup dalam kebenaran membuat kita menjadi pribadi yang dapat dipercaya dan berkenan di mata Tuhan. Sebaliknya, kebohongan dan kepalsuan hanya akan mengikat kita dan akhirnya membinasakan kita. Tuhan Yesus, Sang Kebenaran, telah datang ke dunia untuk menjadi penuntun kita. Jika kita menolak-Nya, jangan salahkan siapa-siapa jika hidup kita berakhir dalam kebinasaan. Oleh karena itu, kita harus tekun mempelajari firman Tuhan dan menerapkannya dalam keseharian kita, termasuk berani berkata jujur dan berlaku adil, apa pun konsekuensinya.
Mari kita hidup dalam kebenaran setiap saat sebab hidup ini terlalu berharga untuk disia-siakan. Jadilah saksi kebenaran di mana pun kita berada, bukan hanya dalam teori, tetapi juga dalam tindakan. Jangan sampai kita tergoda oleh kekayaan atau kekuasaan sehingga kita menjual diri pada dosa dan meninggalkan kebenaran. Dengan hidup seturut kehendak Tuhan, kita akan menjadi pribadi yang merdeka da berkenan bagi-Nya, serta membawa terang bagi dunia yang semakin gelap ini.
“Orang yang merdeka ialah orang yang hidup dalam firman Tuhan Yesus dan yang melakukannya setiap saat.”