Kasih Tuhan Kekal
Oleh : Pdt. Dr. Ir. Wignyo Tanto, M.M, M.Th.
Ayat Renungan: Yeremia 31:3
“Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.”
Di dunia ini, ada banyak orang yang tidak percaya Tuhan. Bagi yang tidak percaya, bagaimana ia bisa merasakan kasih-Nya? Tentu saja tidak bisa. Sedangkan, orang yang percaya saja belum tentu merasakan kasih-Nya secara luar biasa. Sebab, ada orang yang percaya hanya dengan logikanya saja, tidak mengasihi Tuhan dengan perasaannya. Itulah sebabnya, kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap akal budi dan segenap perasaan. Merespons kasih Tuhan itu bukan hanya di pengertian saja, tetapi harus sampai di perasaan. Bapa di surga sangat mengasihi kita sehingga Ia mengutus Putra Tunggal-Nya ke bumi; tidak hanya berfirman dari jauh, tetapi benar-benar memperlihatkan kasih-Nya secara nyata di depan manusia. Tuhan bukan hanya menyendiri di surga, melainkan benar-benar hadir bersama dengan kita.
Kebenaran dan kasih Tuhan itu tidak pernah berubah sama sekali. Firman Tuhan dalam Yeremia 31:3 mengatakan bahwa, “Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.” Kasih Tuhan tidak seperti kasih manusia yang situasional dan bisa pudar seiring berjalannya waktu. Kasih Tuhan itu kekal selamanya. Sesungguhnya, Tuhan tidak pernah berubah, dulu, sekarang, dan selamanya. Yang berbeda adalah konteks, zaman, dan situasi yang dihadapi. Cara Allah mengasihi kita pasti berubah seiring bertambahnya usia kita, tetapi esensi kasih-Nya tetap sama, yaitu fokus pada keselamatan abadi, bukan pada kekayaan duniawi.
Bukti kasih Tuhan yang paling nyata adalah salib. Tuhan Yesus mengosongkan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba, bahkan menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. Ini adalah ekspresi cinta yang paling agung dan paling tinggi; bukan sekadar kata-kata. Tuhan tidak menunggu kita bertobat dulu, melainkan Ia telah lebih dulu mati di kayu salib supaya kita bertobat dan selamat. Kasih Tuhan tidak bersyarat. Meskipun kita berbuat salah, Tuhan tetap mengasihi kita, tetapi Ia berharap kita bertobat dan tidak mengulangi kesalahan. Dengan memahami kasih-Nya yang kekal, kita akan merasa dicintai Tuhan, bahkan saat merasa sendirian atau lemah.
Sesungguhnya, tujuan utama kita satu-satunya ialah keselamatan kekal. Di dunia ini, kita menjadi tua, sakit, dan akhirnya mati, tetapi kasih Tuhan mengalahkan maut. Kita akan dibangkitkan dan bertemu dengan Tuhan selamanya di langit yang baru dan bumi yang baru. Jangan ragukan kasih Tuhan. Kasih-Nya membuat setiap kita berharga di mata Tuhan. Dosa-dosa kita diampuni, Roh Kudus senantiasa menyertai kita setiap saat, kita diberi firman kebenaran, dan digarap dalam kebenaran setiap saat. Oleh sebab itu, jangan berbuat dosa lagi dan jangan mengkhianati Tuhan. Hidup kita sangat berarti. Jangan sia-siakan kesempatan ini dengan hidup tidak benar dan menyakiti orang lain.
“Jadilah kuat sebab kasih Tuhan kekal bagi setiap kita.”