Renungan Pagi – 13 Mei 2025

Optimis

Oleh : Pdt. Dr. Ir. Wignyo Tanto, M.M, M.Th.

Ayat Renungan: Yeremia 29:11

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

Hidup ini bisa dilewati dengan berbagai sikap hati. Ada orang yang selalu pesimis, tetapi ada juga orang yang selalu optimis. Pesimis karena apa dan optimis karena apa? Sebab, belum tentu dua-duanya benar atau dua-duanya salah. Kita harus menempatkan segala sesuatu dalam posisi yang benar.

Kita harus merenungkan bersama bahwa hidup ini harus optimis, tetapi optimis yang bagaimana? Optimis bukan berarti menolak fakta. Sebagai contoh, faktanya ekonomi sedang sulit lalu kita berkata, “Aku optimis pokoknya hari ini baik-baik saja.” Bukan itu maksudnya.

Optimis itu berarti di tengah kesulitan sekalipun, roh kita tetap menyala-nyala; kita tetap semangat, pikiran kita pun tetap positif. Itulah optimis yang benar. Optimis yang benar bukan menolak kenyataan, tetapi menghadapi kenyataan dengan roh yang menyala-nyala.

Optimis yang benar juga bukan berarti menyangkali keadaan, tetapi berani untuk percaya bahwa di balik mendung yang gelap pasti ada matahari yang bersinar. Misalnya, dalam keadaan kekurangan sekalipun, kita tetap optimis bahwa di masa depan akan lebih baik. Bukan dengan berpura-pura menghibur diri, tetapi dengan penuh kepercayaan kepada Tuhan, seperti firman Tuhan dalam Yeremia 29:11 bahwa, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Ayat ini mengingatkan kita bahwa sesungguhnya rancangan Tuhan selalu baik sehingga kita bisa dan harus tetap optimis menghadapi segala tantangan.

Hidup ini jangan diisi dengan keinginan duniawi semata, seperti ingin kaya atau sukses, karena jika tidak tercapai bisa membuat kita frustasi dan pesimis. Optimis yang benar adalah keyakinan bahwa meskipun hari ini belum sempurna, Tuhan akan senantiasa menolong selama kita mau berusaha. Orang yang pesimis sering berkata, “Manusia mana bisa sempurna? Wajar saja kalau berbuat salah.” Akan tetapi, Tuhan ingin kita optimis, percaya sebelum melihat. Iman itu bersifat optimis, seperti seorang buta yang melangkah dengan yakin karena dituntun. Kita pun harus percaya bahwa Tuhan senantiasa menuntun langkah kita setiap saat.

Hidup ini karena percaya, bukan karena melihat (2 Kor. 5:7). Kita tidak bisa melihat masa depan, tetapi kita percaya bahwa Tuhan senantiasa menyertai kita. Selama kita melakukan bagian kita, Tuhan pasti memberkati. Memang tidak mudah untuk selalu optimis, tetapi kita tidak berjalan sendirian. Roh Kudus senantiasa menyertai kita dan tangan Tuhan selalu memegang kita. Firman Tuhan dalam Roma 8:31 berkata, “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Oleh sebab itu, kita tidak perlu ragu dan pesimis.

Mari kita hidup dengan optimisme yang benar; bukan karena nekat, tetapi karena iman yang teguh pada Tuhan. Kita harus optimis bahwa kita bisa melakukan kehendak Tuhan, mengasihi sesama dan menjadi berkat bagi banyak orang, serta merasakan damai sejahtera Tuhan setiap saat. Mulai hari ini, praktikkan optimisme yang benar dengan minta maaf jika kita berbuat salah, percaya bahwa kita bisa berubah dan bisa menghadapi segala tantangan dengan keyakinan bahwa Tuhan beserta kita. Dengan demikian, kita bisa menyambut hari demi hari dengan sukacita dan pengharapan yang sejati.

“Optimis yang benar bukan menolak kenyataan, tetapi menghadapi kenyataan dengan roh yang menyala-nyala.”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *