Renungan Pagi – 14 Mei 2025

Nurut Saja

Oleh :  Pdt. Dr. Ir. Wignyo Tanto, M.M, M.Th.

Ayat Renungan: Yohanes 8:31

“Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku.”

Sebenarnya, ketika manusia itu dilahirkan, ia masih kosong. Bayi itu kosong, tidak tahu apa-apa, dan pengertiannya masih nol. Ia mulai belajar dari orangtuanya, terutama ibunya. Dari minum susu ibunya, ia merasakan kehangatan dan kasih sayang. Dari keadaan kosong itu, pertama-tama bayi belajar tentang cinta. Meski belum bisa bicara, ia bisa merasakan kehangatan, kenyamanan, dan perlindungan dari sang ibu. Saat digendong ibu, bayi merasa tenang. Begitu pula seharusnya ketika kita dewasa, kita merasa tenang, nyaman, damai, dan sejahtera ketika kita berada dalam pemeliharaan Tuhan. Itulah kehendak Tuhan.

Masalahnya, manusia sering tidak mendengarkan suara Tuhan, tidak mau dinasihati, atau mengerti, tetapi tidak mau melakukannya karena punya keinginan sendiri. Sebagaimana Adam dan Hawa yang melanggar perintah Tuhan, manusia cenderung memberontak. Dalam hidup ini, kita harus taat kepada pimpinan, baik di tempat kerja maupun di gereja, selama mereka mengajarkan kebenaran. Jika tidak, tinggalkan. Taatlah seperti anak kecil, tanpa agenda tersembunyi. Sebab, sesungguhnya kita adalah satu tim, satu keluarga orang percaya yang tugasnya ialah membinasakan pekerjaan Iblis dengan hidup suci dan membagikan kebenaran.

Jangan sampai kita menipu diri sendiri atau terpikat oleh keinginan sendiri sebab itu berasal dari si jahat. Kita hanya perlu nurut pada firman Tuhan. Kita bukan siapa-siapa, tetapi jika kita masih dikasihi Tuhan, masih diberi kesempatan untuk bertobat, dan dilengkapi dengan kesehatan, serta pekerjaan, itu semua untuk memuliakan Tuhan. Tunjukkan prestasi kita, baik di kantor maupun pelayanan di gereja. Tuhan Yesus rela mati untuk kita, seharusnya kita pun rela untuk hidup bagi Dia; tanpa kepentingan diri sendiri, tetapi untuk menolong sesama.

Hidup harus bertanggung jawab, kerja keras, jujur, dan penuh belas kasihan. Meski ada yang bersalah pada kita, maafkan agar mereka tidak terhilang. Jika manusia mengeraskan hati dan tidak mau bertobat, Tuhan pun tidak akan mengampuninya. Jangan tertipu oleh si jahat yang membuat kita merasa melayani Tuhan, padahal kita hanya melayani diri sendiri untuk kepuasan diri sendiri. Hidup hanya sekali, jangan jadi pembuat masalah, tetapi jadilah pembawa damai. Sombong adalah awal kehancuran. Oleh sebab itu, tetaplah rendah hati. Mari kita persiapkan pikiran dan hati yang bersih untuk memulai hari kita dengan kekudusan dan ketaatan kepada Tuhan dan firman-Nya.

“Taatlah kepada Tuhan dan firman-Nya setiap saat.”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *