Kekuasaan
Oleh : Pdt. Dr. Ir. Wignyo Tanto, M.M, M.Th.
Ayat Renungan: Markus 10:43
“Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,”
Kalau kita diberi kekuasaan di bumi, baik itu sebagai pejabat, pemegang kekuasaan, atau pemimpin perusahaan, ingatlah bahwa kekuasaan itu hanyalah titipan dari Tuhan. Seperti Musa yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, itu adalah perintah dan panggilan dari Tuhan, bukan karena ambisi pribadi. Kekuasaan yang berasal dari Tuhan harus digunakan untuk melayani Tuhan, memimpin dengan kasih (bukan dengan tangan besi), dan membangun sesama. Contohnya, Daud menjadi raja karena diurapi Tuhan, bukan karena keinginannya sendiri. Jadi, jangan ada keinginan untuk berkuasa, tetapi biarlah Tuhan sendiri yang menunjuk kita. Lakukan bagian kita sebaik mungkin dan Tuhan akan memakai kita. Orang yang bisa dipercaya akan diberi lebih, sedangkan yang tidak bisa dipercaya akan kehilangan segalanya hingga tinggal menyisakan kesombongan.
Kekuasaan sering disalahgunakan untuk ego pribadi. Raja Saul menyalahgunakan kekuasaannya dan akhirnya ditolak Tuhan. Herodes membunuh bayi-bayi karena takut kehilangan kekuasaannya. Ini contoh kekuasaan yang dipengaruhi Iblis, yang membuat manusia merasa berhak menggunakan kekuasaannya secara salah. Kekuasaan tidak salah jika digunakan untuk Tuhan, tetapi sering dipakai untuk menindas yang lemah. Tuhan Yesus mengajarkan sebaliknya, yaitu bahwa barangsiapa ingin menjadi besar, hendaklah ia menjadi pelayan (Mrk. 10:43). Kekuasaan sejati adalah untuk melayani, bukan untuk menguasai; mengangkat orang lain, bukan menjatuhkan; memberi teladan, bukan menuntut dihormati. Tuhan Yesus sendiri membasuh kaki murid-murid-Nya, menunjukkan bahwa pemimpin sejati adalah seorang pelayan.
Jangan sampai kekuasaan dimiliki tanpa karakter sebab itu akan sangat membahayakan. Kekuasaan yang tidak dikendalikan bisa membutakan hati dan moral seseorang. Tidak semua orang cocok memegang kekuasaan. Ada orang yang belum mencapai tingkat tertinggi sudah sombong atau iri hati. Kita harus terus introspeksi diri, jangan sampai kita diperbudak oleh keinginan untuk berkuasa. Ingatlah bahwa kekuasaan adalah titipan Tuhan yang harus dipakai untuk kepentingan-Nya, bukan untuk kepentingan diri sendiri. Kekuasaan hanyalah ujian sementara, apakah kita bisa mengelolanya untuk kemuliaan Tuhan atau malah menyalahgunakannya untuk diri sendiri?
Banyak orang yang awalnya rendah hati, tetapi setelah berkuasa malah menjadi sombong dan tidak mau mendengar serta menerima nasihat. Kekuasaan dapat membinasakan jika tidak digunakan dengan benar. Hidup ini adalah ujian. Bagi yang diberi kekuasaan, talenta, atau tanggung jawab, gunakanlah semuanya itu untuk kebaikan. Jangan seperti mereka yang baru diberi kekuasaan sedikit saja sudah langsung ingin dihormati dan menindas orang lain. Mari bertobat. Gunakan kekuasaan untuk menolong yang lemah, menciptakan sistem yang baik, dan taat kepada kebenaran. Ingatlah bahwa segala sesuatunya adalah milik Tuhan yang suatu hari akan kita lepaskan.
“Kekuasaan harus digunakan untuk melayani Tuhan dan sesama.”