Kebebasan Manusia
Oleh : Pdt. Dr. Ir. Wignyo Tanto, M.M, M.Th.
Ayat Renungan: Galatia 5:13
“Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.”
Firman Tuhan berbicara tentang kebebasan. Dalam Yohanes 8:36, firman Tuhan menyatakan bahwa jika Anak memerdekakan kita, maka kita pun benar-benar merdeka. Namun, membaca satu ayat saja tanpa memahami konteksnya bisa sangat berbahaya. Dunia sering membicarakan kebebasan, seperti kebebasan berpendapat, memilih, atau berekspresi, seperti yang tampak dalam banyak demonstrasi. Meskipun secara hukum mereka bebas, tetapi sebenarnya banyak orang justru masih terikat oleh dosa, rasa bersalah, kecanduan, tekanan orang lain, atau luka masa lalu. Itulah sebabnya, kebebasan sejati bukan hanya tentang fisik yang merdeka, tetapi lebih tentang jiwa dan roh yang merdeka.
Tuhan menciptakan manusia dengan kehendak bebas, seperti saat Adam dan Hawa diberi pilihan untuk memakan buah terlarang atau tidak. Namun, Tuhan juga memberikan konsekuensi atas pilihan itu. Manusia bukan robot biologis yang sudah diprogram dan tidak memiliki kebebasan. Justru manusia diberi kebebasan untuk memilih taat atau tidak. Kebebasan ini pun adalah anugerah sekaligus tanggung jawab. Dalam Kisah Para Rasul 3:19, firman Tuhan mengatakan bahwa manusia harus sadar dan bertobat agar dosanya diampuni. Jika tidak, itu adalah bukti bahwa mereka menolak untuk bertobat; mereka memilih untuk menolak Tuhan dan anugerah keselamatan.
Yohanes 8:34 mengingatkan bahwa setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa. Banyak orang merasa bebas, tetapi sebenarnya mereka masih terbelenggu. Kebebasan sejati bukan berarti bisa melakukan apa saja tanpa batas, melainkan kebebasan yang bertanggung jawab. Tuhan Yesus memberikan teladan dengan mengorbankan diri-Nya secara sukarela, menunjukkan bahwa kebebasan sejati adalah hidup dalam kasih dan hidup untuk melayani, bukan mengikuti hawa nafsu. Galatia 5:13 menegaskan bahwa kemerdekaan bukanlah kesempatan untuk hidup dalam dosa, tetapi kesempatan untuk saling melayani dalam kasih Tuhan.
Kebebasan bisa menjadi pedang bermata dua, berkat jika digunakan untuk melakukan kehendak Tuhan atau jebakan iblis jika disalahgunakan. Oleh sebab itu, mari gunakan kebebasan kita dengan bijaksana untuk memuliakan Tuhan setiap saat.
“Kebebasan sejati ialah kebebasan yang dijalani dalam pimpinan Tuhan dengan penuh tanggung jawab dan kesadaran bahwa kita harus senantiasa hidup benar di hadapan-Nya setiap saat.”