Shema: Taat
Oleh : Pdt. Dr. Ir. Wignyo Tanto, M.M, M.Th.
Ayat Renungan: Markus 4:9
“Dan kata-Nya: “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”
Dalam bahasa Ibrani, pengakuan iman orang Israel menggunakan kata shema, yang sering diterjemahkan sebagai mendengar. Namun, makna shema tidak sekadar mendengar dengan telinga secara fisik. Pertama, ia mencakup mendengar secara fisik. Kedua, memperhatikan apa yang didengar. Ketiga, mengerti pesan Tuhan, dan yang keempat menaatinya dengan melakukan seluruh firman-Nya. Dalam bahasa Ibrani, hanya kata shema yang dipakai untuk orang benar karena ketika orang benar mendengar pesan Tuhan, otomatis ia langsung mengerti, taat, dan melakukannya. Ketika Tuhan berbicara, orang benar akan langsung merespons dengan amin lalu mengerti dan melakukannya.
Pengakuan iman Israel atau Shema Yisrael bukanlah sekadar pengucapan bunyi, tetapi pemahaman dan komitmen. “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” Ini berarti tidak ada ilah lain selain Elohimnya Abraham, Ishak, dan Yakub. Dalam aplikasi sehari-hari, kita tidak boleh memiliki idola lain, baik harta, kekuasaan, maupun kenikmatan duniawi. Firman Tuhan tegas bahwa kita tidak bisa mengabdi kepada dua tuan. Ketika mendengar firman Tuhan, respons kita harus otomatis langsung memperhatikan, mengerti, taat, dan melakukannya. Kata amin juga bukan sekadar ucapan, tetapi tanda kesetujuan dan kesediaan kita untuk melakukan kehendak Tuhan.
Dalam Alkitab, kata shema atau mendengar bersifat proaktif. Kata shema mencerminkan keseriusan iman. Ulangan 28:1 menegaskan bahwa, “Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.” Hidup yang diberkati bukan selalu tentang kekayaan, tetapi tentang damai sejahtera dan menjadi berkat bagi banyak orang. Sebaliknya, mendengar firman Tuhan dengan tidak hormat atau tidak fokus bukanlah shema. Iman yang benar membutuhkan kesungguhan atau keseriusan untuk mendengar, mencatat, mempelajari, mengerti, menaati, dan melakukannya.
Dalam Markus 4:9, Tuhan Yesus berkata bahwa, “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” Ini adalah panggilan untuk shema atau mendengar yang berujung pada ketaatan. Seperti anak yang shema kepada orangtuanya akan mendengar nasihat orangtuanya dan melakukannya, demikian juga umat yang shema kepada Tuhan akan hidup sesuai firman dan kehendak-Nya setiap saat. Pemimpin yang shema kepada Roh Kudus tidak hanya terinspirasi, tetapi mengambil keputusan sesuai dengan kehendak-Nya. Shema adalah fondasi iman yang mengubah hidup. Oleh sebab itu, mari kita latih diri kita untuk benar-benar shema kepada Tuhan; mendengar, mengerti, menaati, dan melakukan kehendak Tuhan setiap saat.
“Barangsiapa mendengar firman Tuhan, ia wajib mengerti dan hidup taat melakukan firman itu setiap saat.”